hanya sebuah speech tugas sekolah saya :) semoga bisa membantu
THE EFFECTIVENESS OF UN
The honourable Mr.Supri as an English teacher, and my beloved friends. Good morning and Ass.WrWb
Firs of all, I want to say thanks to our God because we can stay together in this room with healthy condition. Now, I’m standing here to deliver my speech about
“The Effectiveness of UN”
We know UN is a test given to students at the end of a course of study.In Indonesia, UN had held for five years. Every year the implementation of UN has arouse pro-contra’s argument. For me, Un is very usefull and it has advantages function. I think UN can make this country to have a good quality. Why? Because, we know that Indonesia has bad quality in education aspect. So, the government wants to build quality of education become better. UN can also make the students be creative so that produce children who are intelligent and smart., it causes students always drill their knowledge by doing some exercises. Beside that, UN can be as benchmark and evaluate the students with what they have learned during this three years. It is also a challenge for all students because if there aren’t final examination, may be education in our country will fall apart without considering the interests of this nation’s progress. Why is not all the subjects tested? Because UN has purpose that assess the achievement of national graduate competition in the eyes of Indonesian language, mathematics, and science. Also for mapping the quality of education at the unit level of education to the national level. Then, encourage the achievement of targets compulsory quality basic education. UN can be the glue between regions in the current era of autonomy within the framework of a national education system. That’s all of my opinion but my advice for UN needs to continue with the improvements, where fixed costs borne by the government examinations, improvement of problem, objective scoring, the security question, the credibility of oversight. Necessary efforts to realize the implementation of an honest examination exam.
Ok. I think it’s enough for all of my speech. Sorry if there are some mistakes.
Good morning and Wass. Wr. Wb
Minggu, 14 Maret 2010
Pengaruh Warna Cahaya Terhadap Banyaknya Gelembung Udara yang Dihasilkan Hydrilla
1. Judul
Pengaruh Warna Cahaya dan Pemberian Soda Kue terhadap LBanyaknya Gelembung yang dihasilkan oleh Tanaman Hydrilla Verticillata
2. Latar Belakang
Dalam beberapa aspek fisiologi tumbuhan berbeda dengan fisiologi hewan atau fisiologi sel. Tumbuhan dan hewan pada dasarnya telah berkembang melalui pola atau kebiasaan yang berbeda. Tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang melalui pola atau kebiasaan yang berbeda. Tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang sepanjang hidupnya. Kebanyakan tumbuhan tidak berpindah, memproduksi makanannya sendiri, menggantungkan diri pada apa yang diperolehnya dari lingkungannya sampai batas-batas yang tersedia. Hewan sebagian besar harus bergerak, harus mencari makan, ukuran tubuhnya terbatas pada ukuran tertentu dan harus menjaga integritas mekaniknya unntuk hidup dan pertumbuhan.
Suatu ciri hidup yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan hijau adalah kemampuan dalam menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan organik serta diasimilasi dalam tubuh tumbuhan. Tumbuhan tingkat tinggi pada umumnya tergolong pada organisme autotrof, yaitu makhluk hidup yang dapat mensintesis sendiri senyawa organik yang dibutuhkannya. Senyawa organik yang baku adalah rantai karbon yang dibentuk oleh tumbuhan hijau dari proses fotosintesis. Fotosintesis atau asimilasi karbon adalah proses pengoubahan zat-zat anorganik H2O dan CO2 oleh klorofil menjadi zat organik karbohidrat dengan bantuan cahaya. Proses fotosintesis hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang mempunyai klorofil. Proses ini hanya akan terjadi jika ada cahaya dan melalui perantara pigmen hijau daun yaitu klorofil yang terdapat dalam kloroplas.
Kalau fotosintesis adalah suatu proses penyusunan (anabolisme atau asimilasi) di mana energi diperoleh dari sumber cahaya dan disimpan sebagai zat kimia, maka proses respirasi adalah suatu proses pembongkaran (katabolisme atau disasimilasi) di mana energi yang tersimpan dibongkar kembali untuk menyelenggarakan proses – proses kehidupan.
3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
• Untuk membuktikan bahwa adanya oksigen yang dihasilkan dalam fotosintesis
• Untuk mengetahui adanya pengaruh warna cahaya terhadap proses fotosintesis
4. Kajian Teori
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi dibagian daun satu tumbuhan yang memiliki kloropil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan kloropil yang berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena kloropil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari (Dwidjoseputro, 1986)
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul yang kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti sukrosa, monosakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana. Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer dan lain-lain. Dimer merupakan gabungan antara dua monosakarida dan trimer terdiri dari tiga monosakarida (Kimball, 2002).
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organic H2O dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari (Kimball, 2002).
Energi foton yang digunakan untuk menggerakkan elektron melawanan gradient panas di dalam fotosistem I dari sebuah agen dengan tenaga reduksi kuat, yang secara termodinamis mampu mereduksi CO2 di dalam fotosistem II dari air dengan pelepasan O2, jika sebuah molekul pigmen menyerap sebuah foton masuk ke dalam sebuah keadaan tereksitasi, karena satu elektronnya pada keadaan dasar pindah ke orbit (Anwar, 1984).
Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi yang tak henti-hentinya. Sumber energi ini tersimpan dalam molekul-molekul organik seperti karbohidrat. Organisme heterotrofik, seperti ragi dan kita sendiri, hidup dan tumbuh dengan memasukan molekul-molekul organik ke dalam sel-selnya (Kimball, 1992).
Orang yang pertama kali menemukan fotosintesis adalah Jan Ingenhousz. Fotosintesis merupakan suatu proses yang penting bagi organisme di bumi, dengan fotosintesis ini tumbuhan menyediakan bagi organisme lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Jan Ingenhosz melakukan percobaan dengan memasukkan tumbuhan Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang berisi air. Bejana gelas itu ditutup dengan corong terbalik dan diatasnya diberi tabung reaksi yang diisi air hingga penuh, kemudian bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air itu yang menandakan adanya oksigen (Kimball, 1993).
Pada tahun 1860, Sach membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam percobaannya tersebut ia mengguanakan daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas timah kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan kedalam alkoholdan ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas timah menandakan adanya amilum (Malcome, 1990).
Fotosistem ada dua macam, yaitu fotosistem I dan fotosistem II. Fotosistem I tersusun oleh klorifil a dan klorifil b dengan perbandingan 12:1 dan tereksitasi secara maksimum oleh cahaya pada panjang gelombang 700 nm. Pada fotosistem II perbandingan klorofil a dan klorofil b yaitu 1:2 dan tereksitasi secara maksimum oleh cahaya pada panjang gelombang 680 nm (Syamsuri, 2000).
Fotosintesis merupakan proses sintesis senyawa organik (glukosa) dari zat anorganik (CO2 dan H2O) dengan bantuan energi cahaya matahari. Dalam proses ini energi radiasi diubah menjadi energi kimia dalam bentuk ATP dan NADPH + H yang selanjutnya akan digunakan untuk mereduksi CO2 menjadi glukosa. Maka persamaan reaksinya dapat dituliskan :
Kloropil
6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2 + Energi
Sinar matahari
Tergantung pada bahan yang digunakan, maka jumlah mol Co2 yang dilepaskan dan jumlah mol O2 yang diperlukan tidak selalu sama. Persamaan reaksi kimia respirasi merupakan kebalikan dari reaksi kimia fotosintesis (Syamsuri, 2000).
Cahaya yang nampak mempunyai bagian kecil yang disebut spektrum elektromagnetik, dimana termasuk gelombang radio, gelombang mikro dan sinar x. Cahaya putih terdiri dari beberapa jumlah panjang gelombang cahaya, setiap gelombang mewakili satu warna tertentu. Hal ini dapat dilihat dari pelangi yang tercipta dari tetesan air, memecah sinar matahari menjadi beberapa gelombang cahaya dan nampak warna yang berbeda. Panjang gelombang cahaya biasa diukur dengan satuan nanometer (nm). Sinar yang bisa dilihat oleh mata manusia hanya di kisaran 380-700 nm. Sinar dengan gelombang lebih pendek disebut ultraviolet (UV) yang mempunyai panjang 300-350 nm, sedangkan gelombang yang lebih panjang disebut infra merah dengan panjang 700-750 nm. Contoh, lampu yang nampak berwarna biru memproduksi spektrum antara 400-500 nm, sedangkan lampu yang nampak berwarna merah memproduksi spektrum antara 650-700 nm.
5. Perumusan Masalah
1) Mengapa adanya gelembung gas yang dihasilkan?
2) Mengapa warna cahaya mempengaruhi banyaknya gelembung gas yang dihasilkan?
3) Mengapa soda kue mempengaruhi adanya gelembung gas yang dihasilkan?
4) Warna apa yang menghasilkan gelembung gas paling banyak?
6. Pembatasan Masalah
1) Mengapa warna cahaya mempengaruhi banyaknya gelembung gas yang dihasilkan?
2) Mengapa soda kue mempengaruhi adanya gelembung gas yang dihasilkan?
7. Hipotesis
• Banyaknya gelembung gas yang dihasilkan dipengaruhi oleh warna cahaya dan pemberian soda kue.
8. Variabel
• Variabel Kontrol : air, cahaya
• Variabel Bebas : Warna cahaya dan soda kue
• Variabel Terikat : tanaman Hydrilla verticillata
9. Alat dan Bahan:
Alat :
1. Gelas Kimia 500 ml
2. Corong Gelas
3. Tabung Reaksi
4. Kawat berukuran 15 cm berbentuk S sebanyak 4 buah
5. Plastik Jilid berwarna merah, jinggga, kuning, hijau, biru, nila, ungu
6. Kursi Laboratorium
7. Baskom
8. Sendok Teh
9. Straples
Bahan :
1. Soda Kue (baking soda)
2. Air yang jernih
3. Tumbuhan air Hydrilla verticillata
10. Cara Kerja
• Tidak Menggunakan Soda Kue
1) Memasukkan beberapa cabang Hydrilla verticillata sepanjang kira-kira 15 cm ke dalam corong kaca.
2) Memasukkan corong kaca ke dalam beaker glass yang berisi air.
3) Menyanggah corong kaca dengan menggunakan 4 kawat
4) Diamkan selama satu menit untuk menetralkan.
5) Letakkan transparansi warna merah yang berbentuk kerucut.
6) Mengamati timbulnya gelembung-gelembung gas yang muncul dari potongan cabang /ranting yang terjadi selama lima menit.
7) Catat hasil penelitian ke dalam table
8) Lakukan langkah no.5 dengan menggunakan plastic transparansi warna jingga, kuning, hijau,biru,nila,ungu.
• Menggunakan Soda Kue
1) Memasukkan beberapa cabang Hydrilla verticillata sepanjang kira-kira 15 cm ke dalam corong kaca
2) Memasukkan corong kaca ke dalam beaker glass yang berisi air.
3) Menyanggah corong kaca dengan menggunakan 4 kawat.
4) Diamkan selama satu menit untuk menetralkan
5) Tambahkan satu sendok teh soda kue.
6) Letakkan transparasi warna merah yang berbentuk kerucut.
7) Mengamati timbuknya gelembung-gelembung gas yang muncul dari potangan cabang yang terjadi selama lima menit.
8) Catat hasil penelitian ke dalam tabel.
9) Lakukan langkah no.6 menggunakan plastic transparansi warna jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.
11. Tabel Pengamatan
• Banyaknya gelembung sebelum menggunakan soda kue
Menit ke- Warna cahaya
merah jingga kuning hijau biru nila ungu
1 23 80 66 94 123 102 146
2 46 160 132 188 246 204 292
3 69 240 198 282 369 306 438
4 92 320 264 376 492 408 584
5 115 400 330 470 615 510 730
• Banyaknya gelembung sesudah menggunakan soda kue
Menit ke- Warna cahaya
merah jingga kuning hijau biru nila ungu
1 71 90 95 112 138 144 162
2 142 180 190 224 276 288 324
3 213 270 285 336 414 432 486
4 284 360 380 448 552 576 648
5 355 450 475 560 690 720 810
12. Analisis Data
Berdasarkan hasil pengamatan diatas dapat dilihat bahwa banyaknya gelembung yang tidak menggunakan soda kue lebih sedikit daripada yang menggunakan soda kue. Hal ini dapat terjadi karena soda kue adalah bikarbonat soda yang bersifat basa. Soda kue ini akan mengeluarkan gelembung-gelembung udara jika ditambahkan dengan cairan yang bersifat asam. Pada tumbuhan, soda kue dapat mempercepat laju reaksi fotosintesis. Dapat dilihat pada reaksi dibawah ini:
Reaksi Soda Kue:
CO32- + H2O OH- + CO2 + H2O
Reaksi diatas tersebut merupakan penguraian dari soda kue jika ditambah air. Hasilnya berupa CO2 yang merupakan factor utama dari pembentukan reaksi fotosintesis. Jadi semakin banyak soda kue yang diberikan semakin banyak CO2 yang dihasilkan dan semakin cepat proses fotosintesis yang dilakukannya sehingga hasil dari fotosintesis yang berupa oksigen akan banyak yang dihasilkan.
Reaksi fotosintesis:
CO2 + H2O C6H12O6 + O2 + Energi
Selain soda kue yang mempengaruhi banyaknya gelembung gas yang dihasilkan, ternyata perbedaan warna cahaya juga mempengaruhi banyaknya gelembung gas yang dihasilkan. Warna-warna cahaya yang menggunakan plastik transparan merupakan spectrum warna. Spektrum warna terjadi dari gelombang electromagnet yang memiliki panjang gelombang yang besar dan frekuensi yang kecil, sehingga gelombang electromagnet di udara merambat dengan laju yang sama dan menghasilkan warna-warna yang berbeda-beda.
Pada percobaan diatas spectrum warna yang digunakan adalah sinar tampak (merah jingga kuning hijau biru nila ungu). Cahaya yang nampak mempunyai bagian kecil yang disebut spektrum elektromagnetik. Panjang gelombang cahaya biasa diukur dengan satuan nanometer (nm). Sinar yang bisa dilihat oleh mata manusia hanya di kisaran 380-700 nm. Sinar dengan gelombang lebih pendek disebut ultraviolet (UV) yang mempunyai panjang 300-350 nm, sedangkan gelombang yang lebih panjang disebut infra merah dengan panjang 700-750 nm.
Gelombang cahaya yang pendek <400 nm (biru-ultraviolet) akan cepat terserap oleh pigmen klorofil untuk melakukan fotosintesis. Pada Hydrilla verticillata cahaya biru-ultraviolet digunakan lebih banyak dari pada cahaya merah karena lebih mudah didapatkannya, lebih kuat di cahaya matahari dan lebih mudah melewati air. Spektrum merah tidak digunakan pada proses fotosintesis karena spectrum merah sangat sensitive.
Dalam reaksi fotosintesis akan lebih baik menggunakan cahaya biru-ultraviolet, maka otomatis kerja system pada reaksi terang (membutuhkan cahaya) akan maksimum dan menghasilkan glukosa yang lebih dari cukup dan melepaskan udara (oksigen) yang lebih dari cukup pula. Akan lebih banyak hasil udara yang dihasilkan pada yang membuat tumbuhan semakin produktif. Pada daun, cahaya akan diserap oleh molekul klorofil untuk dikumpulkan pada pusat-pusat reaksi.
Kedua fotosistem yang terdapat pada tumbuhan bekerja secara simultan dalam fotosintesis, seperti dua baterai dalam senter yang bekerja saling memperkuat. lalu, Fotosintesis dimulai ketika cahaya mengionisasi molekul klorofil pada fotosistem II, membuatnya melepaskan elektron yang akan ditransfer sepanjang rantai transpor elektron. Energi dari elektron ini digunakan untuk fotofosforilasi yang menghasilkan ATP, satuan pertukaran energi dalam sel. Reaksi ini menyebabkan fotosistem II mengalami defisit atau kekurangan elektron yang harus segera diganti. Pada tumbuhan dan alga, kekurangan elektron ini dipenuhi oleh elektron dari hasil ionisasi air yang terjadi bersamaan dengan ionisasi klorofil. Hasil ionisasi air ini adalah elektron dan oksigen. Oksigen inilah yang berupa gelembung gas.
Jadi dari hasil penelitian diatas terbukti bahwa Hydrilla verticillata yang menggunakan plastic transparan berwarna ungu menghasilkan banyak gelembung gas.
13. Kesimpulan
1) Fotosintesis adalah proses pembentukan bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan cahaya dan kloroplas.
2) Warna yang memiliki panjang gelombang pendek sangat cepat mempengaruhi laju fotosintesis sehingga menghasilkan banyak gelembung gas.
3) Penambahan soda kue sangat mempengaruhi laju fotosintesis sehingga mengasilkan banyak gelembung gas.
4) Gelembung-gelembung udara yang dihasilkan membuktikan bahwa adanya oksigen yang dihasilkan selama proses fotosintesis.
14. Saran
1) Percobaan seperti ini memerlukan pengamatan yang harus benar-benar diperhatikan, terlebih lagi saat memperhatikan gelembung udara yang dihasilkan dari proses fotosintesis.
Pengaruh Warna Cahaya dan Pemberian Soda Kue terhadap LBanyaknya Gelembung yang dihasilkan oleh Tanaman Hydrilla Verticillata
2. Latar Belakang
Dalam beberapa aspek fisiologi tumbuhan berbeda dengan fisiologi hewan atau fisiologi sel. Tumbuhan dan hewan pada dasarnya telah berkembang melalui pola atau kebiasaan yang berbeda. Tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang melalui pola atau kebiasaan yang berbeda. Tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang sepanjang hidupnya. Kebanyakan tumbuhan tidak berpindah, memproduksi makanannya sendiri, menggantungkan diri pada apa yang diperolehnya dari lingkungannya sampai batas-batas yang tersedia. Hewan sebagian besar harus bergerak, harus mencari makan, ukuran tubuhnya terbatas pada ukuran tertentu dan harus menjaga integritas mekaniknya unntuk hidup dan pertumbuhan.
Suatu ciri hidup yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan hijau adalah kemampuan dalam menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan organik serta diasimilasi dalam tubuh tumbuhan. Tumbuhan tingkat tinggi pada umumnya tergolong pada organisme autotrof, yaitu makhluk hidup yang dapat mensintesis sendiri senyawa organik yang dibutuhkannya. Senyawa organik yang baku adalah rantai karbon yang dibentuk oleh tumbuhan hijau dari proses fotosintesis. Fotosintesis atau asimilasi karbon adalah proses pengoubahan zat-zat anorganik H2O dan CO2 oleh klorofil menjadi zat organik karbohidrat dengan bantuan cahaya. Proses fotosintesis hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang mempunyai klorofil. Proses ini hanya akan terjadi jika ada cahaya dan melalui perantara pigmen hijau daun yaitu klorofil yang terdapat dalam kloroplas.
Kalau fotosintesis adalah suatu proses penyusunan (anabolisme atau asimilasi) di mana energi diperoleh dari sumber cahaya dan disimpan sebagai zat kimia, maka proses respirasi adalah suatu proses pembongkaran (katabolisme atau disasimilasi) di mana energi yang tersimpan dibongkar kembali untuk menyelenggarakan proses – proses kehidupan.
3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
• Untuk membuktikan bahwa adanya oksigen yang dihasilkan dalam fotosintesis
• Untuk mengetahui adanya pengaruh warna cahaya terhadap proses fotosintesis
4. Kajian Teori
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi dibagian daun satu tumbuhan yang memiliki kloropil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan kloropil yang berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena kloropil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari (Dwidjoseputro, 1986)
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul yang kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti sukrosa, monosakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana. Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer dan lain-lain. Dimer merupakan gabungan antara dua monosakarida dan trimer terdiri dari tiga monosakarida (Kimball, 2002).
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organic H2O dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari (Kimball, 2002).
Energi foton yang digunakan untuk menggerakkan elektron melawanan gradient panas di dalam fotosistem I dari sebuah agen dengan tenaga reduksi kuat, yang secara termodinamis mampu mereduksi CO2 di dalam fotosistem II dari air dengan pelepasan O2, jika sebuah molekul pigmen menyerap sebuah foton masuk ke dalam sebuah keadaan tereksitasi, karena satu elektronnya pada keadaan dasar pindah ke orbit (Anwar, 1984).
Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi yang tak henti-hentinya. Sumber energi ini tersimpan dalam molekul-molekul organik seperti karbohidrat. Organisme heterotrofik, seperti ragi dan kita sendiri, hidup dan tumbuh dengan memasukan molekul-molekul organik ke dalam sel-selnya (Kimball, 1992).
Orang yang pertama kali menemukan fotosintesis adalah Jan Ingenhousz. Fotosintesis merupakan suatu proses yang penting bagi organisme di bumi, dengan fotosintesis ini tumbuhan menyediakan bagi organisme lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Jan Ingenhosz melakukan percobaan dengan memasukkan tumbuhan Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang berisi air. Bejana gelas itu ditutup dengan corong terbalik dan diatasnya diberi tabung reaksi yang diisi air hingga penuh, kemudian bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air itu yang menandakan adanya oksigen (Kimball, 1993).
Pada tahun 1860, Sach membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam percobaannya tersebut ia mengguanakan daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas timah kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan kedalam alkoholdan ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas timah menandakan adanya amilum (Malcome, 1990).
Fotosistem ada dua macam, yaitu fotosistem I dan fotosistem II. Fotosistem I tersusun oleh klorifil a dan klorifil b dengan perbandingan 12:1 dan tereksitasi secara maksimum oleh cahaya pada panjang gelombang 700 nm. Pada fotosistem II perbandingan klorofil a dan klorofil b yaitu 1:2 dan tereksitasi secara maksimum oleh cahaya pada panjang gelombang 680 nm (Syamsuri, 2000).
Fotosintesis merupakan proses sintesis senyawa organik (glukosa) dari zat anorganik (CO2 dan H2O) dengan bantuan energi cahaya matahari. Dalam proses ini energi radiasi diubah menjadi energi kimia dalam bentuk ATP dan NADPH + H yang selanjutnya akan digunakan untuk mereduksi CO2 menjadi glukosa. Maka persamaan reaksinya dapat dituliskan :
Kloropil
6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2 + Energi
Sinar matahari
Tergantung pada bahan yang digunakan, maka jumlah mol Co2 yang dilepaskan dan jumlah mol O2 yang diperlukan tidak selalu sama. Persamaan reaksi kimia respirasi merupakan kebalikan dari reaksi kimia fotosintesis (Syamsuri, 2000).
Cahaya yang nampak mempunyai bagian kecil yang disebut spektrum elektromagnetik, dimana termasuk gelombang radio, gelombang mikro dan sinar x. Cahaya putih terdiri dari beberapa jumlah panjang gelombang cahaya, setiap gelombang mewakili satu warna tertentu. Hal ini dapat dilihat dari pelangi yang tercipta dari tetesan air, memecah sinar matahari menjadi beberapa gelombang cahaya dan nampak warna yang berbeda. Panjang gelombang cahaya biasa diukur dengan satuan nanometer (nm). Sinar yang bisa dilihat oleh mata manusia hanya di kisaran 380-700 nm. Sinar dengan gelombang lebih pendek disebut ultraviolet (UV) yang mempunyai panjang 300-350 nm, sedangkan gelombang yang lebih panjang disebut infra merah dengan panjang 700-750 nm. Contoh, lampu yang nampak berwarna biru memproduksi spektrum antara 400-500 nm, sedangkan lampu yang nampak berwarna merah memproduksi spektrum antara 650-700 nm.
5. Perumusan Masalah
1) Mengapa adanya gelembung gas yang dihasilkan?
2) Mengapa warna cahaya mempengaruhi banyaknya gelembung gas yang dihasilkan?
3) Mengapa soda kue mempengaruhi adanya gelembung gas yang dihasilkan?
4) Warna apa yang menghasilkan gelembung gas paling banyak?
6. Pembatasan Masalah
1) Mengapa warna cahaya mempengaruhi banyaknya gelembung gas yang dihasilkan?
2) Mengapa soda kue mempengaruhi adanya gelembung gas yang dihasilkan?
7. Hipotesis
• Banyaknya gelembung gas yang dihasilkan dipengaruhi oleh warna cahaya dan pemberian soda kue.
8. Variabel
• Variabel Kontrol : air, cahaya
• Variabel Bebas : Warna cahaya dan soda kue
• Variabel Terikat : tanaman Hydrilla verticillata
9. Alat dan Bahan:
Alat :
1. Gelas Kimia 500 ml
2. Corong Gelas
3. Tabung Reaksi
4. Kawat berukuran 15 cm berbentuk S sebanyak 4 buah
5. Plastik Jilid berwarna merah, jinggga, kuning, hijau, biru, nila, ungu
6. Kursi Laboratorium
7. Baskom
8. Sendok Teh
9. Straples
Bahan :
1. Soda Kue (baking soda)
2. Air yang jernih
3. Tumbuhan air Hydrilla verticillata
10. Cara Kerja
• Tidak Menggunakan Soda Kue
1) Memasukkan beberapa cabang Hydrilla verticillata sepanjang kira-kira 15 cm ke dalam corong kaca.
2) Memasukkan corong kaca ke dalam beaker glass yang berisi air.
3) Menyanggah corong kaca dengan menggunakan 4 kawat
4) Diamkan selama satu menit untuk menetralkan.
5) Letakkan transparansi warna merah yang berbentuk kerucut.
6) Mengamati timbulnya gelembung-gelembung gas yang muncul dari potongan cabang /ranting yang terjadi selama lima menit.
7) Catat hasil penelitian ke dalam table
8) Lakukan langkah no.5 dengan menggunakan plastic transparansi warna jingga, kuning, hijau,biru,nila,ungu.
• Menggunakan Soda Kue
1) Memasukkan beberapa cabang Hydrilla verticillata sepanjang kira-kira 15 cm ke dalam corong kaca
2) Memasukkan corong kaca ke dalam beaker glass yang berisi air.
3) Menyanggah corong kaca dengan menggunakan 4 kawat.
4) Diamkan selama satu menit untuk menetralkan
5) Tambahkan satu sendok teh soda kue.
6) Letakkan transparasi warna merah yang berbentuk kerucut.
7) Mengamati timbuknya gelembung-gelembung gas yang muncul dari potangan cabang yang terjadi selama lima menit.
8) Catat hasil penelitian ke dalam tabel.
9) Lakukan langkah no.6 menggunakan plastic transparansi warna jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.
11. Tabel Pengamatan
• Banyaknya gelembung sebelum menggunakan soda kue
Menit ke- Warna cahaya
merah jingga kuning hijau biru nila ungu
1 23 80 66 94 123 102 146
2 46 160 132 188 246 204 292
3 69 240 198 282 369 306 438
4 92 320 264 376 492 408 584
5 115 400 330 470 615 510 730
• Banyaknya gelembung sesudah menggunakan soda kue
Menit ke- Warna cahaya
merah jingga kuning hijau biru nila ungu
1 71 90 95 112 138 144 162
2 142 180 190 224 276 288 324
3 213 270 285 336 414 432 486
4 284 360 380 448 552 576 648
5 355 450 475 560 690 720 810
12. Analisis Data
Berdasarkan hasil pengamatan diatas dapat dilihat bahwa banyaknya gelembung yang tidak menggunakan soda kue lebih sedikit daripada yang menggunakan soda kue. Hal ini dapat terjadi karena soda kue adalah bikarbonat soda yang bersifat basa. Soda kue ini akan mengeluarkan gelembung-gelembung udara jika ditambahkan dengan cairan yang bersifat asam. Pada tumbuhan, soda kue dapat mempercepat laju reaksi fotosintesis. Dapat dilihat pada reaksi dibawah ini:
Reaksi Soda Kue:
CO32- + H2O OH- + CO2 + H2O
Reaksi diatas tersebut merupakan penguraian dari soda kue jika ditambah air. Hasilnya berupa CO2 yang merupakan factor utama dari pembentukan reaksi fotosintesis. Jadi semakin banyak soda kue yang diberikan semakin banyak CO2 yang dihasilkan dan semakin cepat proses fotosintesis yang dilakukannya sehingga hasil dari fotosintesis yang berupa oksigen akan banyak yang dihasilkan.
Reaksi fotosintesis:
CO2 + H2O C6H12O6 + O2 + Energi
Selain soda kue yang mempengaruhi banyaknya gelembung gas yang dihasilkan, ternyata perbedaan warna cahaya juga mempengaruhi banyaknya gelembung gas yang dihasilkan. Warna-warna cahaya yang menggunakan plastik transparan merupakan spectrum warna. Spektrum warna terjadi dari gelombang electromagnet yang memiliki panjang gelombang yang besar dan frekuensi yang kecil, sehingga gelombang electromagnet di udara merambat dengan laju yang sama dan menghasilkan warna-warna yang berbeda-beda.
Pada percobaan diatas spectrum warna yang digunakan adalah sinar tampak (merah jingga kuning hijau biru nila ungu). Cahaya yang nampak mempunyai bagian kecil yang disebut spektrum elektromagnetik. Panjang gelombang cahaya biasa diukur dengan satuan nanometer (nm). Sinar yang bisa dilihat oleh mata manusia hanya di kisaran 380-700 nm. Sinar dengan gelombang lebih pendek disebut ultraviolet (UV) yang mempunyai panjang 300-350 nm, sedangkan gelombang yang lebih panjang disebut infra merah dengan panjang 700-750 nm.
Gelombang cahaya yang pendek <400 nm (biru-ultraviolet) akan cepat terserap oleh pigmen klorofil untuk melakukan fotosintesis. Pada Hydrilla verticillata cahaya biru-ultraviolet digunakan lebih banyak dari pada cahaya merah karena lebih mudah didapatkannya, lebih kuat di cahaya matahari dan lebih mudah melewati air. Spektrum merah tidak digunakan pada proses fotosintesis karena spectrum merah sangat sensitive.
Dalam reaksi fotosintesis akan lebih baik menggunakan cahaya biru-ultraviolet, maka otomatis kerja system pada reaksi terang (membutuhkan cahaya) akan maksimum dan menghasilkan glukosa yang lebih dari cukup dan melepaskan udara (oksigen) yang lebih dari cukup pula. Akan lebih banyak hasil udara yang dihasilkan pada yang membuat tumbuhan semakin produktif. Pada daun, cahaya akan diserap oleh molekul klorofil untuk dikumpulkan pada pusat-pusat reaksi.
Kedua fotosistem yang terdapat pada tumbuhan bekerja secara simultan dalam fotosintesis, seperti dua baterai dalam senter yang bekerja saling memperkuat. lalu, Fotosintesis dimulai ketika cahaya mengionisasi molekul klorofil pada fotosistem II, membuatnya melepaskan elektron yang akan ditransfer sepanjang rantai transpor elektron. Energi dari elektron ini digunakan untuk fotofosforilasi yang menghasilkan ATP, satuan pertukaran energi dalam sel. Reaksi ini menyebabkan fotosistem II mengalami defisit atau kekurangan elektron yang harus segera diganti. Pada tumbuhan dan alga, kekurangan elektron ini dipenuhi oleh elektron dari hasil ionisasi air yang terjadi bersamaan dengan ionisasi klorofil. Hasil ionisasi air ini adalah elektron dan oksigen. Oksigen inilah yang berupa gelembung gas.
Jadi dari hasil penelitian diatas terbukti bahwa Hydrilla verticillata yang menggunakan plastic transparan berwarna ungu menghasilkan banyak gelembung gas.
13. Kesimpulan
1) Fotosintesis adalah proses pembentukan bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan cahaya dan kloroplas.
2) Warna yang memiliki panjang gelombang pendek sangat cepat mempengaruhi laju fotosintesis sehingga menghasilkan banyak gelembung gas.
3) Penambahan soda kue sangat mempengaruhi laju fotosintesis sehingga mengasilkan banyak gelembung gas.
4) Gelembung-gelembung udara yang dihasilkan membuktikan bahwa adanya oksigen yang dihasilkan selama proses fotosintesis.
14. Saran
1) Percobaan seperti ini memerlukan pengamatan yang harus benar-benar diperhatikan, terlebih lagi saat memperhatikan gelembung udara yang dihasilkan dari proses fotosintesis.
Laporan Biologi "FERMENTASI TAPE KETAN"
I. Latar Belakang
Bioteknologi adalah pemanfaatan mikroorganisme untuk menghasilkan suatu produk yang dapat digunakan oleh manusia. Bioteknologi dibagi menjadi dua, yaitu, bioteknologi konvensional (tradisional) dan bioteknologi modern.Bioteknologi konvensional biasanyab menggunakan mikroorganisme berupa bakteri, jamur, dll. Sedangkan bioteknologi modern biasanya menggunakan teknologi-teknologi yang dapat membantu kita dalam proses pengkloningan, kultur jaringan.
Pengolahan pangan dengan cara fermentasi merupakan jenis pengolahan pangan yang cukup tua. Secara tradisional banyak dilakukan di tingkat rumah tangga. Indonesia sangat kaya akan produk-produk pangan hasil proses fermentasi. Salah satu contohnya tape.
II. Tujuan
a. Untuk mengaplikasikan bioteknologi kedalam kehidupan sehari-hari.
b. Untuk mengetahui proses fermentasi yang terjadi pada pembentukan tape ketan.
III. Identifikasi Masalah
1. Apa pengertian bioteknologi?
2. Apa manfaat bioteknologi?
3. Apakah contoh bioteknologi dalam kehidupan sehari-hari?
4. apakah pengertian tape ketan?
5. Bagaimana proses fermentasi pada tape ketan?
6. Bagaimana cara pembuatan tape ketan?
7. apakah manfaat dari tape ketan?
8. factor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi proses pembuatan tape ketan?
IV. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian bioteknologi?
b. Bagaimana proses fermentasi tape ketan?
c. Factor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi proses pembuatan tape ketan?
V. Kajian Teori
Kata "beras" mengacu pada bagian bulir padi (gabah) yang telah dipisah dari sekam. Sekam (Jawa merang) secara anatomi disebut 'palea' (bagian yang ditutupi)dan 'lemma' (bagian yang menutupi).
Pada salah satu tahap pemrosesan hasil panen padi, gabah ditumbuk dengan lesung atau digiling sehingga bagian luarnya (kulit gabah) terlepas dari isinya. Bagian isi inilah, yang berwarna putih, kemerahan, ungu, atau bahkan hitam, yang disebut beras.
Beras dari padi ketan disebut ketan.
Kandungan beras
Sebagaimana bulir serealia lain, bagian terbesar beras didominasi oleh pati (sekitar 80-85%). Beras juga mengandung protein, vitamin (terutama pada bagian aleuron), mineral, dan air.
Pati beras tersusun dari dua polimer karbohidrat:
• amilosa, pati dengan struktur tidak bercabang
• amilopektin, pati dengan struktur bercabang dan cenderung bersifat lengket
Perbandingan komposisi kedua golongan pati ini sangat menentukan warna (transparan atau tidak) dan tekstur nasi (lengket, lunak, keras, atau pera). Ketan hampir sepenuhnya didominasi oleh amilopektin sehingga sangat lekat, sementara beras pera memiliki kandungan amilosa melebihi 20% yang membuat butiran nasinya terpencar-pencar (tidak berlekatan) dan keras.
Macam dan warna beras.
Beras "biasa" yang berwarna putih agak transparan karena hanya memiliki sedikit aleuron, dan kandungan amilosa umumnya sekitar 20%. Beras ini mendominasi pasar beras.
Beras merah, akibat aleuronnya mengandung gen yang memproduksi antosianin yang merupakan sumber warna merah atau ungu.
Beras hitam, sangat langka, disebabkan aleuron dan endospermia memproduksi antosianin dengan intensitas tinggi sehingga berwarna ungu pekat mendekati hitam.
Ketan (atau beras ketan), berwarna putih, tidak transparan, seluruh atau hampir seluruh patinya merupakan amilopektin.
Ketan hitam, merupakan versi ketan dari beras hitam.
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya.
FERMENTASI ALKOHOL
Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana karena asam piruvat diubah menjadi asam asetat + CO2 selanjutaya asam asetat diabah menjadi alkohol.Dalam fermentasi alkohol, satu molekul glukosa hanya dapat menghasilkan 2 molekul ATP, bandingkan dengan respirasi aerob, satu molekul glukosa mampu menghasilkan 38 molekul ATP.Reaksinya :
1.Gula (C6H12O6) ————> asam piruvat (glikolisis)
2.Dekarbeksilasi asam piruvat.
Asampiruvat ——————> asetaldehid + CO2 piruvat dekarboksilase (CH3CHO)
3.Asetaldehid oleh alkohol dihidrogenase diubah menjadi alkohol(etanol)
2 CH3CHO + 2 NADH2———>2 C2HsOH + 2 NAD.alcohol dehidrogenaseenzim
Ringkasan reaksi :
C6H12O6———> 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 + Energi
VI. Alat dan Bahan:
• Alat
- Panci
- Nampan
- Kain
- Bakul saringan
- Centong nasi
- Mangkok kecil
- Sendok
• Bahan
- Beras ketan putih 4L
- Beras ketan merah 2L
- Ragi 4 buah
- Daun pisang
VII. Langkah Kerja
1. Merendam beras ketan merah dan beras ketan putih selama 12 jam.
2. Mencuci beras ketan tersebut sampai bersih.
3. Mengukus beras ketan didalam panci hingga 30 menit.
4. Setelah dikukus, mengangkat dan mencuci beras ketan sambil diaduk-aduk. Lalu tiriskan.
5. Setelah dicuci, mengukus kembali beras ketan hingga 15 menit.
6. Menghancurkan ragi hingga halus.
7. Setelah selesai mengukus, ketan diltakkan dalam sebuah wadah.
8. Diamkan sampai ketan tersebut dingin.
9. Setelah dingin, menaburkan ragi diatas ketan secara rata.
10. Memasukkan ketan yang sudah diberi ragi kedalam wadah yang sudah dilapisi daun pisang.
11. Mendiamkannya selama 2 malam hingga terbentuk tape ketan.
VIII. Hasil Pengamatan
Pembanding Sebelum Fermentasi Sesudah Fermentasi
Tekstur Beras Bentuk seperti beras Lunak, seperti nasi
Air Tidak ada air Ada (mengandung alcohol)
Aroma Tidak ada Wangi tape (asam)
Rasa Tidak ada rasa Rasa manis
IX. Analisa Data
Sebelum fermentasi, beras ketan masih berbentuk seperti beras pada umumnya. Namun, setelah mengalami fermentasi beras ketan tersebut mengalami perubahan bentuk dan menghasilkan air yang mengandung alcohol serta menimbulkan rasa asam dan manis. Kondisi tersebut disebabkan karena pada beras ketan diberikan ragi yang merupakan mikroorganisme yang berfungsi mengubah glukosa menjadi alcohol dan menghasilkan air.
Sebelum dikukus ketan direndam 12 jam untuk menambah massa ketan supaya tidak terlalu keras. Oleh karena itu, pada saat sesudah fermentasi, ketan menjadi lunak. Ketan tidak boleh terkena air jika sudah diberi ragi karena akan mematikan ragi (bakteri) sehingga proses fermentasi tidak berjalan sempurna. Ketan juga harus diletakkan/ disimpan didalam tempat yang kedap udara. Karena jika terkena oksigen, proses fermentasi juga akan gagal.
Ketan yang merupakan karbohidrat diubah oleh ragi menjadi alcohol dan air. Dengan adanya alcohol, tape ketan bersifat manis dan agak asam. Tape membutuhkan amilosa, amilum dan karbohidrat kompleks, derajat keasaman (pH 5-6), dan suhu yang tepat dan kadar air. Karena fermentasi maka ketan, beras dibutuhkan kadar air yang cukup untuk ragi agar bisa hidup. Oleh karena itu, beras ketan harus dikukus. Banyaknya ragi yang digunakan disesuaikan dengan jumlah beras ketan. Bila terl
alu banyak akan mempercepat proses fermentasi dan menyebabkan rasa tape menjadi pengar, bila terlalu sedikit dapat menyebabkan tape yang terbentuk tidak manis dan terasa keras. Takaran ragi yang tepat biasanya diperoleh berdasarkan pengalaman. Kualitas tape yang baik turut ditentukan oleh jenis ragi yang digunakan dan asal ragi tersebut.
Tape ketan jika diletakkan dalam keadaan suhu kamar hanya bertahan 2 hari. Jika lebih dari 2 hari maka kadar alcohol dalam tape tersebut akan bertambah. Semakin banyak kadar alcohol, maka tape akan berubah menjadi khamar. Dan yang kita tahu khamar itu haram. Hal ini sudah terbukti dari jurnal ilmiah International Journal of Food Sciences and Nutrition volume 52 halaman 347 – 357 pada tahun 2001. Di jurnal tersebut diberitakan bahwa kadar etanol (%) pada 0 jam fermentasi tidak terdeteksi, setelah 5 jam fermentasi kadar alkoholnya 0.165%, setelah 15 jam 0.391%, setelah 24 jam 1.762%, setelah 36 jam 2.754%, setelah 48 jam 2.707% dan setelah 60 jam 3.380%.. Namun, jika tape diletakkan didalam kulkas akan meghambat kerja bakteri karena bakteri tidak dapet bekerja pada suhu rendah dan pada suhu terlalu tinggi. Oleh karena itu, tape yang diletakkan didalam kulkas lebih tahan lama daripada yang diltekkan didalam keadaan suhu kamar.
Kegagalan dalam pembuatan tape dapat dipengaruhi beberapa factor, yaitu kurang sterilnya tempat pembuatan, pembuat terlalu banyak bicara, pembuat tidak boleh dalam keadaan haid, terlalu banyak member ragi, jenis ragi kurang tepat, dll.
Bioteknologi adalah pemanfaatan mikroorganisme untuk menghasilkan suatu produk yang dapat digunakan oleh manusia. Bioteknologi dibagi menjadi dua, yaitu, bioteknologi konvensional (tradisional) dan bioteknologi modern.Bioteknologi konvensional biasanyab menggunakan mikroorganisme berupa bakteri, jamur, dll. Sedangkan bioteknologi modern biasanya menggunakan teknologi-teknologi yang dapat membantu kita dalam proses pengkloningan, kultur jaringan.
Pengolahan pangan dengan cara fermentasi merupakan jenis pengolahan pangan yang cukup tua. Secara tradisional banyak dilakukan di tingkat rumah tangga. Indonesia sangat kaya akan produk-produk pangan hasil proses fermentasi. Salah satu contohnya tape.
II. Tujuan
a. Untuk mengaplikasikan bioteknologi kedalam kehidupan sehari-hari.
b. Untuk mengetahui proses fermentasi yang terjadi pada pembentukan tape ketan.
III. Identifikasi Masalah
1. Apa pengertian bioteknologi?
2. Apa manfaat bioteknologi?
3. Apakah contoh bioteknologi dalam kehidupan sehari-hari?
4. apakah pengertian tape ketan?
5. Bagaimana proses fermentasi pada tape ketan?
6. Bagaimana cara pembuatan tape ketan?
7. apakah manfaat dari tape ketan?
8. factor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi proses pembuatan tape ketan?
IV. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian bioteknologi?
b. Bagaimana proses fermentasi tape ketan?
c. Factor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi proses pembuatan tape ketan?
V. Kajian Teori
Kata "beras" mengacu pada bagian bulir padi (gabah) yang telah dipisah dari sekam. Sekam (Jawa merang) secara anatomi disebut 'palea' (bagian yang ditutupi)dan 'lemma' (bagian yang menutupi).
Pada salah satu tahap pemrosesan hasil panen padi, gabah ditumbuk dengan lesung atau digiling sehingga bagian luarnya (kulit gabah) terlepas dari isinya. Bagian isi inilah, yang berwarna putih, kemerahan, ungu, atau bahkan hitam, yang disebut beras.
Beras dari padi ketan disebut ketan.
Kandungan beras
Sebagaimana bulir serealia lain, bagian terbesar beras didominasi oleh pati (sekitar 80-85%). Beras juga mengandung protein, vitamin (terutama pada bagian aleuron), mineral, dan air.
Pati beras tersusun dari dua polimer karbohidrat:
• amilosa, pati dengan struktur tidak bercabang
• amilopektin, pati dengan struktur bercabang dan cenderung bersifat lengket
Perbandingan komposisi kedua golongan pati ini sangat menentukan warna (transparan atau tidak) dan tekstur nasi (lengket, lunak, keras, atau pera). Ketan hampir sepenuhnya didominasi oleh amilopektin sehingga sangat lekat, sementara beras pera memiliki kandungan amilosa melebihi 20% yang membuat butiran nasinya terpencar-pencar (tidak berlekatan) dan keras.
Macam dan warna beras.
Beras "biasa" yang berwarna putih agak transparan karena hanya memiliki sedikit aleuron, dan kandungan amilosa umumnya sekitar 20%. Beras ini mendominasi pasar beras.
Beras merah, akibat aleuronnya mengandung gen yang memproduksi antosianin yang merupakan sumber warna merah atau ungu.
Beras hitam, sangat langka, disebabkan aleuron dan endospermia memproduksi antosianin dengan intensitas tinggi sehingga berwarna ungu pekat mendekati hitam.
Ketan (atau beras ketan), berwarna putih, tidak transparan, seluruh atau hampir seluruh patinya merupakan amilopektin.
Ketan hitam, merupakan versi ketan dari beras hitam.
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya.
FERMENTASI ALKOHOL
Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana karena asam piruvat diubah menjadi asam asetat + CO2 selanjutaya asam asetat diabah menjadi alkohol.Dalam fermentasi alkohol, satu molekul glukosa hanya dapat menghasilkan 2 molekul ATP, bandingkan dengan respirasi aerob, satu molekul glukosa mampu menghasilkan 38 molekul ATP.Reaksinya :
1.Gula (C6H12O6) ————> asam piruvat (glikolisis)
2.Dekarbeksilasi asam piruvat.
Asampiruvat ——————> asetaldehid + CO2 piruvat dekarboksilase (CH3CHO)
3.Asetaldehid oleh alkohol dihidrogenase diubah menjadi alkohol(etanol)
2 CH3CHO + 2 NADH2———>2 C2HsOH + 2 NAD.alcohol dehidrogenaseenzim
Ringkasan reaksi :
C6H12O6———> 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 + Energi
VI. Alat dan Bahan:
• Alat
- Panci
- Nampan
- Kain
- Bakul saringan
- Centong nasi
- Mangkok kecil
- Sendok
• Bahan
- Beras ketan putih 4L
- Beras ketan merah 2L
- Ragi 4 buah
- Daun pisang
VII. Langkah Kerja
1. Merendam beras ketan merah dan beras ketan putih selama 12 jam.
2. Mencuci beras ketan tersebut sampai bersih.
3. Mengukus beras ketan didalam panci hingga 30 menit.
4. Setelah dikukus, mengangkat dan mencuci beras ketan sambil diaduk-aduk. Lalu tiriskan.
5. Setelah dicuci, mengukus kembali beras ketan hingga 15 menit.
6. Menghancurkan ragi hingga halus.
7. Setelah selesai mengukus, ketan diltakkan dalam sebuah wadah.
8. Diamkan sampai ketan tersebut dingin.
9. Setelah dingin, menaburkan ragi diatas ketan secara rata.
10. Memasukkan ketan yang sudah diberi ragi kedalam wadah yang sudah dilapisi daun pisang.
11. Mendiamkannya selama 2 malam hingga terbentuk tape ketan.
VIII. Hasil Pengamatan
Pembanding Sebelum Fermentasi Sesudah Fermentasi
Tekstur Beras Bentuk seperti beras Lunak, seperti nasi
Air Tidak ada air Ada (mengandung alcohol)
Aroma Tidak ada Wangi tape (asam)
Rasa Tidak ada rasa Rasa manis
IX. Analisa Data
Sebelum fermentasi, beras ketan masih berbentuk seperti beras pada umumnya. Namun, setelah mengalami fermentasi beras ketan tersebut mengalami perubahan bentuk dan menghasilkan air yang mengandung alcohol serta menimbulkan rasa asam dan manis. Kondisi tersebut disebabkan karena pada beras ketan diberikan ragi yang merupakan mikroorganisme yang berfungsi mengubah glukosa menjadi alcohol dan menghasilkan air.
Sebelum dikukus ketan direndam 12 jam untuk menambah massa ketan supaya tidak terlalu keras. Oleh karena itu, pada saat sesudah fermentasi, ketan menjadi lunak. Ketan tidak boleh terkena air jika sudah diberi ragi karena akan mematikan ragi (bakteri) sehingga proses fermentasi tidak berjalan sempurna. Ketan juga harus diletakkan/ disimpan didalam tempat yang kedap udara. Karena jika terkena oksigen, proses fermentasi juga akan gagal.
Ketan yang merupakan karbohidrat diubah oleh ragi menjadi alcohol dan air. Dengan adanya alcohol, tape ketan bersifat manis dan agak asam. Tape membutuhkan amilosa, amilum dan karbohidrat kompleks, derajat keasaman (pH 5-6), dan suhu yang tepat dan kadar air. Karena fermentasi maka ketan, beras dibutuhkan kadar air yang cukup untuk ragi agar bisa hidup. Oleh karena itu, beras ketan harus dikukus. Banyaknya ragi yang digunakan disesuaikan dengan jumlah beras ketan. Bila terl
alu banyak akan mempercepat proses fermentasi dan menyebabkan rasa tape menjadi pengar, bila terlalu sedikit dapat menyebabkan tape yang terbentuk tidak manis dan terasa keras. Takaran ragi yang tepat biasanya diperoleh berdasarkan pengalaman. Kualitas tape yang baik turut ditentukan oleh jenis ragi yang digunakan dan asal ragi tersebut.
Tape ketan jika diletakkan dalam keadaan suhu kamar hanya bertahan 2 hari. Jika lebih dari 2 hari maka kadar alcohol dalam tape tersebut akan bertambah. Semakin banyak kadar alcohol, maka tape akan berubah menjadi khamar. Dan yang kita tahu khamar itu haram. Hal ini sudah terbukti dari jurnal ilmiah International Journal of Food Sciences and Nutrition volume 52 halaman 347 – 357 pada tahun 2001. Di jurnal tersebut diberitakan bahwa kadar etanol (%) pada 0 jam fermentasi tidak terdeteksi, setelah 5 jam fermentasi kadar alkoholnya 0.165%, setelah 15 jam 0.391%, setelah 24 jam 1.762%, setelah 36 jam 2.754%, setelah 48 jam 2.707% dan setelah 60 jam 3.380%.. Namun, jika tape diletakkan didalam kulkas akan meghambat kerja bakteri karena bakteri tidak dapet bekerja pada suhu rendah dan pada suhu terlalu tinggi. Oleh karena itu, tape yang diletakkan didalam kulkas lebih tahan lama daripada yang diltekkan didalam keadaan suhu kamar.
Kegagalan dalam pembuatan tape dapat dipengaruhi beberapa factor, yaitu kurang sterilnya tempat pembuatan, pembuat terlalu banyak bicara, pembuat tidak boleh dalam keadaan haid, terlalu banyak member ragi, jenis ragi kurang tepat, dll.
Manusia Kloning Pertama Bernama Eve Kini Berusia 5 Tahun
Manusia kloning pertama di dunia bernama Eve, bayi perempuan itu kini berusia 5 tahun. Sehat dan kini mulai menginjak pendidikan Taman Kanak Kanak di pinggiran kota Bahama.
Era manusia super mungkin bakal segera terwujud. Dunia tidak akan kekurangan stok manusia-manusia super genius sekelas Albert Einsten atau atlet handal sekelas Carl Lewis atauaktris sensual Jennifer Lopez. Manusia-manusia super itu bakalan tetap lestari di muka bumi. 100% sama persis, yang beda hanya generasinya.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang kedokteran telah menghilangkan ketidakniscayaan itu. Melalui teknologi kloning, siapapun bisa diduplikasi.
Klaim Clonaid, perusahaan Bioteknologi di Bahama, yang sukses menghasilkan manusia kloning pertama di dunia dengan lahirnya Eve, 26 Desember 2002 lalu makin mendekatkan pada impian tersebut. Walaupun ini masih sebuah awal.
Clonaid adalah sebuah perusahaan yang didirikan sekte keagamaan Raelians tahun 1997. Mereka mempercayai kehidupan di bumi diciptakan mahluk angkasa luar melalui rekayasa genetika.
Eve merupakan bayi pertama yang lahir dari 10 implantasi yang dilakukan Clonaid tahun 2002. Dari 10 implan, lima gagal. Empat bayi kloning lainnya akan dilahirkan tahun ini, bahkan bayi kloning kedua akan lahir minggu ini.
Clonaid berencana mengimplantasi 20 klon manusia Januari ini. Pada saat bersamaan, para ahli independen akan diundang untuk melihat prosesnya sehingga bisa menyaksikan bagaimana contoh kloning, pertumbuhan embryo dan implantansinya.
Soal kekhawatiran banyak pihak tentang ketidaksempurnaan hasil kloning pada binatang yang dijadikan model pada kloning manusia, Broisselier menandaskan, kedua prosedur itu tidak bisa dibandingkan. Masalah yang timbul pada kloning binatang merupakan hasil dari prosedur khusus yang digunakan ilmuwan untuk mereproduksi binatang. Jadi bukan pada proses kloningnya.
“Kami orang-orang serius dan bertanggungjawab karena ini berhubungan dengan masalah kemanusiaan. Kami memberikan hak dan pilihan pada orang tua untuk memilih anak-anak sesuai gen mereka. Jika dalam proses kloning, peneliti Clonaid mendeteksi adanya abnormalitas, janin akan digugurkan,” katanya.
Kelahiran Eve merupakan sebuah kejutan. Sebelumnya para ilmuwan bersiap menerima kelahiran bayi kloning pertama ‘karya’ dokter ahli kesuburan Italia, Dr. Severino Antinori, awal Januari 2003.
Dua Lagi Wanita Hamil
Menurut Antinori saat ini ada dua wanita lain yang juga sedang mengandung bayi hasil kloning, dengan usia kandungan 27 dan 28 minggu. Namun ia menolak bertanggungjawab atas proses pengklonan terhadap kedua wanita tersebut, walaupun ia bertindak sebagai penasehat.
Antinori adalah ahli kesuburan yang piawai. Ia telah mendeklarasikan keberhasilannya mengklon babi dan primata dan berhasil menerobos prosedur fertilitas konvensional dengan membuat seorang wanita hamil pada usia 62 tahun pada 1994.
Kebanyakan ilmuwan setuju, reproduksi manusia dengan cara kloning memang memungkinkan. Namun mereka menekankan, eksperimen seperti itu tidak bisa dipertanggungjawabkan karena tingginya resiko kematian dan gangguan pasca kelahiran.
“Upaya mengkloning manusia adalah tindakan tidak bertanggungjawab dan menjijikkan serta mengabaikan banyaknya bukti ilmiah dari 7 spesies mamalia yang sejauh ini sudah dikloning,” kata Rudolf Jaenisch, ahli kloning dari Massachusetts Institute of Technology.
Ilmuwan Roslin’s Institute, Ian Wilmut yang berperan dalam kelahiran Dolly menegaskan, kloning pada manusia amat mengejutkan karena jumlah kegagalan yang tinggi dan kematian pada bayi yang baru lahir.
Kloning pada binatang menunjukkan adanya kelemahan. Dolly, mamalia pertama yang berhasil dikloning terbukti menderita arthritis pada usianya yang masih muda.
Domba betina ini dikloning dengan teknik kloning transfer inti sel somatik (sel tubuh). DNA Dolly berasal dari sel tunggal yang diambil dari sel telur induknya yang kemudian difusikan dengan sel ‘mammary’ (sel kelenjar susu). Sel yang telah bergabung berkembang menjadi embryo yang kemudian ditanamkan pada biri-biri pengganti.
Perlu 227 Percobaan
Walau dikatakan berhasil, prosedur kloning ini tidaklah sempurna. Diperlukan 227 percobaan sebelum akhirnya tercipta Dolly. Kloning pada manusia lebih rumit dengan resiko yang besar dan sangat potensial terjadi kesalahan. Para ilmuwan khawatir, penggunaan teknik ini pada manusia akan ‘memunculkan’ malformasi.
National Bioethics Advisory Commission mengemukakan, penggunaan binatang guna memahami proses-proses biologi seperti dalam kasus Dolly, memberikan harapan besar bagi kemajuan dunia medis di masa depan. Namun tidak ada pembenaran untuk riset dengan tujuan menghasilkan anak manusia melalui teknik ini.
Para ilmuwan juga amat risau dengan risiko medik dan ketidakpastian yang berhubungan dengan kloning manusia. Salah satu kekhawatirannya adalah jika seorang bayi di klon, maka kromosomnya akan cocok dengan usia donor. Misalnya seorang anak hasil kloning yang berusia 5 tahun akan tampak seperti berumur 10 karena mendapat kromosom dari donor berusia 5 tahun , dengan disertai risiko penyakit jantung dan kanker.
Risiko buruk juga mengintai para wanita yang memutuskan mengandung bayi kloning. Menurut ahli perkembangan embryo pada mamalia, Prof Richard Gardner, para wanita tersebut beresiko terkena satu jenis kanker yang tidak biasa dan unik pada manusia, yang menyerang rahim, yaitu choriocarcinoma.
Mengacu pada berbagai risiko ini banyak negara melarang dilakukannya riset-riset kloning pada manusia. Presiden AS kala itu Bill Clinton mengeluarkan rekomendasi moratorium atau penghentian riset kloning manusia selama 5 tahun. Hampir semua agama juga melarang teknologi kloning pada manusia.
Namun selain memiliki sisi gelap, penelitian kloning pada manusia sebenarnya memberikan harapan bagi masa depan dunia kedokteran. Teknik kloning memungkinkan dokter mengidentifikasi penyebab keguguran spontan, memberikan pemahaman pertumbuhan cepat sel kanker, penggunaan sel stem untuk meregenerasi jaringan syaraf, kemajuan dalam penelitian masalah penuaan, genetika dan pengobatan.
Pro dan Kontra
Bertolak dari manfaat dan mudlaratnya teknologi kloning ini, agamawan, ahli politik, ahli hukum dan pakar kemasyarakatan perlu segera merumuskan mengenai aturan pemakaian teknologi kloning. Sebab ditangan ilmuwan ‘hitam’, kloning bisa menjadi malapetaka.
Seorang anggota kelompok Raelian, Brigitte Boisselier mengatakan, bukti ilmiah akan diajukan segera, jika saya tidak mengajukan bukti ilmiah, pasti Anda mengatakan saya telah mengarang cerita. Jadi satu-satunya cara adalah kami akang mengundang seorang pakar independen ke tempat orang tua bayi itu. Di sana ia bisa mengambil contoh sel dari bayi dan ibunya, untuk kemudian membandingkannya. Jadi, Anda akan mendapatkan bukti.
Raelian sejauh ini dikenal sebagai sekte agama yang percaya bahwa kehidupan di luar angkasa telah menciptakan kehidupan di bumi. Kelompok yang mendapat pengakuan resmi pemerintah negara bagian Quebec, Kanada, sebagai gerakan agama di tahun 1990-an ini mengklaim memiliki 55 ribu anggota di berbagai penjuru dunia, termsuk Amerika. Kelompok ini memilki sebuah taman yang terbuka untuk umum bernama UFOland, dekat Montreal.
Memperbaiki Keturunan
Kloning terhadap manusia (Eve) merupakan sebuah keberhasilan para ilmuwan Barat dalam memanfaatkan sains yang akhirnya mampu membuat sebuah kemajuan pesat – yang telah melampaui seluruh ramalan manusia. Betapa tidak, cara ini dianggap sebagai jalan untuk memperbaiki kualitas keturunan: lebih cerdas, kuat, rupawan, ataupun untuk memperbanyak keturunan tanpa membutuhkan proses perkembangbiakan konvensional.
Revolusi kloning manusia ini semakin memantapkan dominasi sains Barat terhadap kehidupan manusia, termasuk kaum Muslim.
Apalagi, efek berikutnya dari perkembangan revolusi ini yaitu penggunaan dan pemanfaatannya akan selalu didasarkan pada ideologi tertentu. Bagi kaum Muslim sendiri, meskipun eksperimen ilmiah dan sains itu bersifat universal, dalam aspek penggunaannya harus terlebih dulu disesuaikan dengan pandangan hidup kaum Muslim.
Persoalan yang pertama adalah terkait dengan kontroversi adanya “intervensi penciptaan” yang dilakukan manusia terhadap “tugas penciptaan” yang semestinya dilakukan oleh Allah SWT. Dan persoalan yang kedua adalah bagaimana posisi syariat menghadapi kontroversi pengkloningan ini. Apakah syariat mengharamkan atau justru sebaliknya menghalalkan?
Era manusia super mungkin bakal segera terwujud. Dunia tidak akan kekurangan stok manusia-manusia super genius sekelas Albert Einsten atau atlet handal sekelas Carl Lewis atauaktris sensual Jennifer Lopez. Manusia-manusia super itu bakalan tetap lestari di muka bumi. 100% sama persis, yang beda hanya generasinya.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang kedokteran telah menghilangkan ketidakniscayaan itu. Melalui teknologi kloning, siapapun bisa diduplikasi.
Klaim Clonaid, perusahaan Bioteknologi di Bahama, yang sukses menghasilkan manusia kloning pertama di dunia dengan lahirnya Eve, 26 Desember 2002 lalu makin mendekatkan pada impian tersebut. Walaupun ini masih sebuah awal.
Clonaid adalah sebuah perusahaan yang didirikan sekte keagamaan Raelians tahun 1997. Mereka mempercayai kehidupan di bumi diciptakan mahluk angkasa luar melalui rekayasa genetika.
Eve merupakan bayi pertama yang lahir dari 10 implantasi yang dilakukan Clonaid tahun 2002. Dari 10 implan, lima gagal. Empat bayi kloning lainnya akan dilahirkan tahun ini, bahkan bayi kloning kedua akan lahir minggu ini.
Clonaid berencana mengimplantasi 20 klon manusia Januari ini. Pada saat bersamaan, para ahli independen akan diundang untuk melihat prosesnya sehingga bisa menyaksikan bagaimana contoh kloning, pertumbuhan embryo dan implantansinya.
Soal kekhawatiran banyak pihak tentang ketidaksempurnaan hasil kloning pada binatang yang dijadikan model pada kloning manusia, Broisselier menandaskan, kedua prosedur itu tidak bisa dibandingkan. Masalah yang timbul pada kloning binatang merupakan hasil dari prosedur khusus yang digunakan ilmuwan untuk mereproduksi binatang. Jadi bukan pada proses kloningnya.
“Kami orang-orang serius dan bertanggungjawab karena ini berhubungan dengan masalah kemanusiaan. Kami memberikan hak dan pilihan pada orang tua untuk memilih anak-anak sesuai gen mereka. Jika dalam proses kloning, peneliti Clonaid mendeteksi adanya abnormalitas, janin akan digugurkan,” katanya.
Kelahiran Eve merupakan sebuah kejutan. Sebelumnya para ilmuwan bersiap menerima kelahiran bayi kloning pertama ‘karya’ dokter ahli kesuburan Italia, Dr. Severino Antinori, awal Januari 2003.
Dua Lagi Wanita Hamil
Menurut Antinori saat ini ada dua wanita lain yang juga sedang mengandung bayi hasil kloning, dengan usia kandungan 27 dan 28 minggu. Namun ia menolak bertanggungjawab atas proses pengklonan terhadap kedua wanita tersebut, walaupun ia bertindak sebagai penasehat.
Antinori adalah ahli kesuburan yang piawai. Ia telah mendeklarasikan keberhasilannya mengklon babi dan primata dan berhasil menerobos prosedur fertilitas konvensional dengan membuat seorang wanita hamil pada usia 62 tahun pada 1994.
Kebanyakan ilmuwan setuju, reproduksi manusia dengan cara kloning memang memungkinkan. Namun mereka menekankan, eksperimen seperti itu tidak bisa dipertanggungjawabkan karena tingginya resiko kematian dan gangguan pasca kelahiran.
“Upaya mengkloning manusia adalah tindakan tidak bertanggungjawab dan menjijikkan serta mengabaikan banyaknya bukti ilmiah dari 7 spesies mamalia yang sejauh ini sudah dikloning,” kata Rudolf Jaenisch, ahli kloning dari Massachusetts Institute of Technology.
Ilmuwan Roslin’s Institute, Ian Wilmut yang berperan dalam kelahiran Dolly menegaskan, kloning pada manusia amat mengejutkan karena jumlah kegagalan yang tinggi dan kematian pada bayi yang baru lahir.
Kloning pada binatang menunjukkan adanya kelemahan. Dolly, mamalia pertama yang berhasil dikloning terbukti menderita arthritis pada usianya yang masih muda.
Domba betina ini dikloning dengan teknik kloning transfer inti sel somatik (sel tubuh). DNA Dolly berasal dari sel tunggal yang diambil dari sel telur induknya yang kemudian difusikan dengan sel ‘mammary’ (sel kelenjar susu). Sel yang telah bergabung berkembang menjadi embryo yang kemudian ditanamkan pada biri-biri pengganti.
Perlu 227 Percobaan
Walau dikatakan berhasil, prosedur kloning ini tidaklah sempurna. Diperlukan 227 percobaan sebelum akhirnya tercipta Dolly. Kloning pada manusia lebih rumit dengan resiko yang besar dan sangat potensial terjadi kesalahan. Para ilmuwan khawatir, penggunaan teknik ini pada manusia akan ‘memunculkan’ malformasi.
National Bioethics Advisory Commission mengemukakan, penggunaan binatang guna memahami proses-proses biologi seperti dalam kasus Dolly, memberikan harapan besar bagi kemajuan dunia medis di masa depan. Namun tidak ada pembenaran untuk riset dengan tujuan menghasilkan anak manusia melalui teknik ini.
Para ilmuwan juga amat risau dengan risiko medik dan ketidakpastian yang berhubungan dengan kloning manusia. Salah satu kekhawatirannya adalah jika seorang bayi di klon, maka kromosomnya akan cocok dengan usia donor. Misalnya seorang anak hasil kloning yang berusia 5 tahun akan tampak seperti berumur 10 karena mendapat kromosom dari donor berusia 5 tahun , dengan disertai risiko penyakit jantung dan kanker.
Risiko buruk juga mengintai para wanita yang memutuskan mengandung bayi kloning. Menurut ahli perkembangan embryo pada mamalia, Prof Richard Gardner, para wanita tersebut beresiko terkena satu jenis kanker yang tidak biasa dan unik pada manusia, yang menyerang rahim, yaitu choriocarcinoma.
Mengacu pada berbagai risiko ini banyak negara melarang dilakukannya riset-riset kloning pada manusia. Presiden AS kala itu Bill Clinton mengeluarkan rekomendasi moratorium atau penghentian riset kloning manusia selama 5 tahun. Hampir semua agama juga melarang teknologi kloning pada manusia.
Namun selain memiliki sisi gelap, penelitian kloning pada manusia sebenarnya memberikan harapan bagi masa depan dunia kedokteran. Teknik kloning memungkinkan dokter mengidentifikasi penyebab keguguran spontan, memberikan pemahaman pertumbuhan cepat sel kanker, penggunaan sel stem untuk meregenerasi jaringan syaraf, kemajuan dalam penelitian masalah penuaan, genetika dan pengobatan.
Pro dan Kontra
Bertolak dari manfaat dan mudlaratnya teknologi kloning ini, agamawan, ahli politik, ahli hukum dan pakar kemasyarakatan perlu segera merumuskan mengenai aturan pemakaian teknologi kloning. Sebab ditangan ilmuwan ‘hitam’, kloning bisa menjadi malapetaka.
Seorang anggota kelompok Raelian, Brigitte Boisselier mengatakan, bukti ilmiah akan diajukan segera, jika saya tidak mengajukan bukti ilmiah, pasti Anda mengatakan saya telah mengarang cerita. Jadi satu-satunya cara adalah kami akang mengundang seorang pakar independen ke tempat orang tua bayi itu. Di sana ia bisa mengambil contoh sel dari bayi dan ibunya, untuk kemudian membandingkannya. Jadi, Anda akan mendapatkan bukti.
Raelian sejauh ini dikenal sebagai sekte agama yang percaya bahwa kehidupan di luar angkasa telah menciptakan kehidupan di bumi. Kelompok yang mendapat pengakuan resmi pemerintah negara bagian Quebec, Kanada, sebagai gerakan agama di tahun 1990-an ini mengklaim memiliki 55 ribu anggota di berbagai penjuru dunia, termsuk Amerika. Kelompok ini memilki sebuah taman yang terbuka untuk umum bernama UFOland, dekat Montreal.
Memperbaiki Keturunan
Kloning terhadap manusia (Eve) merupakan sebuah keberhasilan para ilmuwan Barat dalam memanfaatkan sains yang akhirnya mampu membuat sebuah kemajuan pesat – yang telah melampaui seluruh ramalan manusia. Betapa tidak, cara ini dianggap sebagai jalan untuk memperbaiki kualitas keturunan: lebih cerdas, kuat, rupawan, ataupun untuk memperbanyak keturunan tanpa membutuhkan proses perkembangbiakan konvensional.
Revolusi kloning manusia ini semakin memantapkan dominasi sains Barat terhadap kehidupan manusia, termasuk kaum Muslim.
Apalagi, efek berikutnya dari perkembangan revolusi ini yaitu penggunaan dan pemanfaatannya akan selalu didasarkan pada ideologi tertentu. Bagi kaum Muslim sendiri, meskipun eksperimen ilmiah dan sains itu bersifat universal, dalam aspek penggunaannya harus terlebih dulu disesuaikan dengan pandangan hidup kaum Muslim.
Persoalan yang pertama adalah terkait dengan kontroversi adanya “intervensi penciptaan” yang dilakukan manusia terhadap “tugas penciptaan” yang semestinya dilakukan oleh Allah SWT. Dan persoalan yang kedua adalah bagaimana posisi syariat menghadapi kontroversi pengkloningan ini. Apakah syariat mengharamkan atau justru sebaliknya menghalalkan?
IBSAP Chapter 3. The State of Biodiversity in Indonesia
Indonesia menduduki posisi penting dalam peta keanekaragaman hayati dunia, karena termasuk dalam 10 negara yang kekayaan keanekaragaman hayatinya tertinggi, atau dikenal dengan megadiversity country. Sejarah geologi dan topografi Indonesia juga mendukung kekayaan dan kekhasan hayatinya. Misalnya, letak Indonesia dalam lintasan distribusi keanegaragaman hayati benua Asia, benua Australia dan peralihan Wallacea, adanya variasi iklim bagian barat yang lembab dan bagian timur yang kering sehingga mempengaruhi pembentukan ekosistem dan distribusi binatang dan tumbuhan di dalamnya.
Di lain pihak, tingkat keterancaman dan kepunahan spesies di Indonesia juga tinggi. Namun demikian, catatan mengenai keterancaman dan kepuhanan spesies lebih sulit diperoleh dibandingkan data tentang kerusakan ekosistem.
Bab ini akan menyajikan secara ringkas kondisi keanekaragaman hayati pada 4 ekosistem utama yaitu pertanian, hutan, lahan basah, serta pesisir dan laut termasuk estuaria, padang lamun, mangrove, dan terumbu karang. Uraian untuk masing-masing mencakup kondisi sumber daya, nilai penting serta masalah-masalah yang menyebabkan penyusutannya. Selain itu bab ini juga akan menguraikan secara singkat kawasan karst yang merupakan salah satu ekosistem penting dan khas di Indonesia. Selanjutnya akan diuraikan mengenai kondisi keanekaragaman spesies dan gen, terutama yang terkait dengan penyusutannya. Bab ini juga membahas keanekaragaman budaya sebagai bagian penting dari pengelolaan keanekaragaman hayati, terutama dalam konteks sistem kearifan tradisional.
Di lain pihak, tingkat keterancaman dan kepunahan spesies di Indonesia juga tinggi. Namun demikian, catatan mengenai keterancaman dan kepuhanan spesies lebih sulit diperoleh dibandingkan data tentang kerusakan ekosistem.
Bab ini akan menyajikan secara ringkas kondisi keanekaragaman hayati pada 4 ekosistem utama yaitu pertanian, hutan, lahan basah, serta pesisir dan laut termasuk estuaria, padang lamun, mangrove, dan terumbu karang. Uraian untuk masing-masing mencakup kondisi sumber daya, nilai penting serta masalah-masalah yang menyebabkan penyusutannya. Selain itu bab ini juga akan menguraikan secara singkat kawasan karst yang merupakan salah satu ekosistem penting dan khas di Indonesia. Selanjutnya akan diuraikan mengenai kondisi keanekaragaman spesies dan gen, terutama yang terkait dengan penyusutannya. Bab ini juga membahas keanekaragaman budaya sebagai bagian penting dari pengelolaan keanekaragaman hayati, terutama dalam konteks sistem kearifan tradisional.
Di Negara Bagian Ohio, AS, Kritikan terhadap Evolusi Masuk dalam Kurikulum Sekolah
Darwinisme sedikit demi sedikit kehilangan pengaruhnya di Amerika Serikat (AS), dan salah satu contoh nyata akan hal ini telah terjadi baru-baru ini, yakni dimasukkannya sanggahan terhadap teori evolusi dalam buku-buku pelajaran di sejumlah negara bagian di AS. Sebagaimana telah disampaikan dalam artikel kami sebelumnya (Another Crack in the Wall: Schools in Georgia (US) are Allowed to Teach about Creation), Georgia adalah negara bagian pertama yang menantang dogmatisme Darwinis, dan memasukkan penelaahan kritis terhadap evolusi dalam kurikulumnya. Baru-baru ini, Dewan Pendidikan Negara Bagian Ohio mewajibkan para pelajar di Ohio untuk mempelajari bukti-bukti yang membantah teori evolusi Darwin.
Dalam sebuah artikel yang ditulis John G. West Jr. dari Discovery Institute yang berpusat di Seattle, sebuah lembaga yang mendukung penelaahan kritis atas Darwinisme, kemunduran terus-menerus yang dialami Darwinisme, kefanatikan para pendukungnya, serta cara-cara kasar yang mereka gunakan diuraikan dengan lugas:
Setelah perdebatan selama berbulan-bulan, Dewan Pendidikan Negara Bagian Ohio dengan suara bulat menetapkan pedoman baku ilmu pengetahuan pada tanggal 10 Desember yang mewajibkan para pelajar di Ohio untuk mengetahui “bagaimana para ilmuwan terus-menerus mengkaji dan meneliti secara kritis berbagai aspek dari teori evolusi.
Ohio menjadi Negara Bagian pertama yang mewajibkan para siswanya agar tidak sekedar mempelajari bukti ilmiah yang mendukung teori Darwin akan tetapi juga bukti ilmiah yang menentangnya… Para pelajar di Ohio akan perlu memahami berbagai sanggahan ilmiah terhadap teori Darwin untuk dapat lulus ujian tingkat akhir di sekolah lanjutan tingkat atas.
Ohio bukanlah satu-satunya tempat di mana para stafnya memperluas ruang lingkup kurikulum dengan memasukkan pengajaran tentang penolakan terhadap evolusi. Di bulan September, distrik sekolah wilayah County di negara bagian Georgia, yang termasuk salah satu distrik sekolah pinggiran kota terbesar di Negara bagian tersebut, mengambil sebuah kebijakan yang mendorong para guru untuk memperbincangkan “pandangan-pandangan evolusi yang diperselisihkan” sebagai bagian dari pengajaran yang “seimbang”. Dan tahun lalu, dalam laporan konferensi menyambut undang-undang tentang seruan agar anak-anak tidak tertinggal mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, Konggres menyeru sekolah-sekolah untuk mengajarkan para murid “keseluruhan pandangan ilmiah yang beragam” ketika membahas pokok-pokok bahasan ilmiah yang dipersengketakan “seperti teori evolusi biologi”.
Setelah bertahun-tahun dipojokkan, para penentang teori Darwin tampaknya mengalami kemajuan. Apa yang tengah terjadi? Dan mengapa baru sekarang?
Ada dua perkembangan penting yang menyebabkan hal ini terjadi.
Pertama-tama, terdapat kesadaran yang semakin meningkat di kalangan masyarakat tentang cara pengajaran evolusi di banyak sekolah yang ternyata tidak pada tempatnya. Buku berjudul “Icons of Evolution” (Butir-Butir Penting Teori Evolusi) karya Jonathan Wells menjadikan semakin banyak orang tahu betapa buku-buku pelajaran biologi masih saja memuat “butir-butir penting” evolusi yang tidak meyakinkan, dan tidak lagi dianggap sebagai ilmu pengetahuan yang layak oleh banyak ahli biologi. Gambar-gambar embrio yang dimaksudkan untuk membuktikan kebenaran teori Darwin tentang nenek moyang yang sama masih saja ditampilkan di banyak buku pelajaran, padahal ini adalah fakta memalukan yang telah terbongkar sebagai pemalsuan yang sengaja dibuat oleh Darwinis asal Jerman, Ernst Haeckel. Buku-buku pelajaran juga terus-menerus memuat mikroevolusi pada ngengat sebagai bukti yang mendukung kebenaran mekanisme seleksi alamnya Darwin meskipun penelitian yang mendasarinya kini dipertanyakan oleh banyak pakar biologi.
Ketika mengajarkan para siswa ilmu pengetahuan secara apa adanya, buku-buku pelajaran mengabaikan perdebatan ilmiah yang sesungguhnya dan seringkali seru seputar teori evolusi. Misalnya, sedikit saja siswa yang pernah mempelajari perdebatan sengit yang dimunculkan oleh Ledakan Kambrium, yakni kemunculan serentak dan tiba-tiba beraneka ragam makhluk hidup yang kompleks lebih dari 500 juta tahun yang lalu, yang tampaknya di luar jangkauan kemampuan mekanisme seleksi alam untuk mendorong terjadinya perubahan biologis.
Para guru yang mengajarkan masalah-masalah tak terpecahkan dari Darwinisme seringkali menghadapi penganiayaan oleh mereka yang hanya dapat dijuluki sebagai polisi Darwinisme. Di Negara bagian Washington, seorang guru biologi yang sangat dihormati yang ingin mengajarkan kepada para siswanya tentang perdebatan ilmiah seputar hal-hal seperti gambar embrio Haeckel dan populasi ngengat, dikeluarkan dari sekolahnya oleh para pendukung Darwinisme setempat…
Perkembangan kedua yang mendorong kemajuan yang dicapai para penentang Darwin adalah terhapusnya prasangka buruk peninggalan masa lalu.
Selama bertahun-tahun, para pendukung Darwinisme berhasil membungkam diskusi publik tentang evolusi Darwin dengan melecehkan siapa saja yang mengkritik Darwin sebagai penafsir harfiah Bible yang hendak menyelundupkan bab Genesis ke dalam pelajaran biologi. Para Darwinis masih saja mencoba siasat ini, namun tuduhan mereka semakin lama malah semakin tidak terbukti, bahkan justru tidak masuk akal. Bukan penyeru Bible yang tidak berpendidikan, sebaliknya, para penentang baru teori evolusi ini malah bergelar doktor di bidang biologi, biokimia, matematika dan berbagai disiplin ilmu lain yang terkait dari berbagai universitas sekuler, dan banyak dari mereka mengajar atau melakukan penelitian di universitas-universitas Amerika. Mereka ini para ilmuwan seperti biokimiawan dari Universitas Lehigh Michael Behe, pakar mikrobiologi di Universitas Idaho Scott Minnich, dan filsuf asal Universitas Baylor William Dembski yang juga seorang matematikawan.
Daftar para penentang Darwin dari kalangan akademisi ini semakin bertambah. Selama setahun terakhir, lebih dari 150 ilmuwan – termasuk para staf dan peneliti di berbagai institusi seperti Yale, Princeton, MIT, dan the Smithsonian – memberikan pernyataan yang mengungkapkan keraguan mereka akan kebenaran pernyataan utama neo Darwinisme yang mengatakan bahwa “mutasi acak dan seleksi alam” mendorong kemunculan keanekaragaman kehidupan.”( 1)
Tampaknya, redupnya Darwinisme secara cepat di Amerika Serikat akan berlanjut terus di tahun-tahun mendatang. Mungkin hanya dalam kurun waktu beberapa puluh tahun lagi masyarakat akan bertanya-tanya bagaimana sebuah teori yang tidak berdasarkan fakta semacam ini dapat menjadi kaidah ilmiah di sepanjang abad ke-20. Dan mereka pun akan menyadari fakta yang selama ini disembunyikan oleh para pendukung Darwinisme: Bahwa kehidupan di bumi bukanlah muncul menjadi ada atau terjadi akibat kekuatan alamiah yang bekerja secara acak, namun hasil ciptaan sang Pencipta.
Dalam sebuah artikel yang ditulis John G. West Jr. dari Discovery Institute yang berpusat di Seattle, sebuah lembaga yang mendukung penelaahan kritis atas Darwinisme, kemunduran terus-menerus yang dialami Darwinisme, kefanatikan para pendukungnya, serta cara-cara kasar yang mereka gunakan diuraikan dengan lugas:
Setelah perdebatan selama berbulan-bulan, Dewan Pendidikan Negara Bagian Ohio dengan suara bulat menetapkan pedoman baku ilmu pengetahuan pada tanggal 10 Desember yang mewajibkan para pelajar di Ohio untuk mengetahui “bagaimana para ilmuwan terus-menerus mengkaji dan meneliti secara kritis berbagai aspek dari teori evolusi.
Ohio menjadi Negara Bagian pertama yang mewajibkan para siswanya agar tidak sekedar mempelajari bukti ilmiah yang mendukung teori Darwin akan tetapi juga bukti ilmiah yang menentangnya… Para pelajar di Ohio akan perlu memahami berbagai sanggahan ilmiah terhadap teori Darwin untuk dapat lulus ujian tingkat akhir di sekolah lanjutan tingkat atas.
Ohio bukanlah satu-satunya tempat di mana para stafnya memperluas ruang lingkup kurikulum dengan memasukkan pengajaran tentang penolakan terhadap evolusi. Di bulan September, distrik sekolah wilayah County di negara bagian Georgia, yang termasuk salah satu distrik sekolah pinggiran kota terbesar di Negara bagian tersebut, mengambil sebuah kebijakan yang mendorong para guru untuk memperbincangkan “pandangan-pandangan evolusi yang diperselisihkan” sebagai bagian dari pengajaran yang “seimbang”. Dan tahun lalu, dalam laporan konferensi menyambut undang-undang tentang seruan agar anak-anak tidak tertinggal mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, Konggres menyeru sekolah-sekolah untuk mengajarkan para murid “keseluruhan pandangan ilmiah yang beragam” ketika membahas pokok-pokok bahasan ilmiah yang dipersengketakan “seperti teori evolusi biologi”.
Setelah bertahun-tahun dipojokkan, para penentang teori Darwin tampaknya mengalami kemajuan. Apa yang tengah terjadi? Dan mengapa baru sekarang?
Ada dua perkembangan penting yang menyebabkan hal ini terjadi.
Pertama-tama, terdapat kesadaran yang semakin meningkat di kalangan masyarakat tentang cara pengajaran evolusi di banyak sekolah yang ternyata tidak pada tempatnya. Buku berjudul “Icons of Evolution” (Butir-Butir Penting Teori Evolusi) karya Jonathan Wells menjadikan semakin banyak orang tahu betapa buku-buku pelajaran biologi masih saja memuat “butir-butir penting” evolusi yang tidak meyakinkan, dan tidak lagi dianggap sebagai ilmu pengetahuan yang layak oleh banyak ahli biologi. Gambar-gambar embrio yang dimaksudkan untuk membuktikan kebenaran teori Darwin tentang nenek moyang yang sama masih saja ditampilkan di banyak buku pelajaran, padahal ini adalah fakta memalukan yang telah terbongkar sebagai pemalsuan yang sengaja dibuat oleh Darwinis asal Jerman, Ernst Haeckel. Buku-buku pelajaran juga terus-menerus memuat mikroevolusi pada ngengat sebagai bukti yang mendukung kebenaran mekanisme seleksi alamnya Darwin meskipun penelitian yang mendasarinya kini dipertanyakan oleh banyak pakar biologi.
Ketika mengajarkan para siswa ilmu pengetahuan secara apa adanya, buku-buku pelajaran mengabaikan perdebatan ilmiah yang sesungguhnya dan seringkali seru seputar teori evolusi. Misalnya, sedikit saja siswa yang pernah mempelajari perdebatan sengit yang dimunculkan oleh Ledakan Kambrium, yakni kemunculan serentak dan tiba-tiba beraneka ragam makhluk hidup yang kompleks lebih dari 500 juta tahun yang lalu, yang tampaknya di luar jangkauan kemampuan mekanisme seleksi alam untuk mendorong terjadinya perubahan biologis.
Para guru yang mengajarkan masalah-masalah tak terpecahkan dari Darwinisme seringkali menghadapi penganiayaan oleh mereka yang hanya dapat dijuluki sebagai polisi Darwinisme. Di Negara bagian Washington, seorang guru biologi yang sangat dihormati yang ingin mengajarkan kepada para siswanya tentang perdebatan ilmiah seputar hal-hal seperti gambar embrio Haeckel dan populasi ngengat, dikeluarkan dari sekolahnya oleh para pendukung Darwinisme setempat…
Perkembangan kedua yang mendorong kemajuan yang dicapai para penentang Darwin adalah terhapusnya prasangka buruk peninggalan masa lalu.
Selama bertahun-tahun, para pendukung Darwinisme berhasil membungkam diskusi publik tentang evolusi Darwin dengan melecehkan siapa saja yang mengkritik Darwin sebagai penafsir harfiah Bible yang hendak menyelundupkan bab Genesis ke dalam pelajaran biologi. Para Darwinis masih saja mencoba siasat ini, namun tuduhan mereka semakin lama malah semakin tidak terbukti, bahkan justru tidak masuk akal. Bukan penyeru Bible yang tidak berpendidikan, sebaliknya, para penentang baru teori evolusi ini malah bergelar doktor di bidang biologi, biokimia, matematika dan berbagai disiplin ilmu lain yang terkait dari berbagai universitas sekuler, dan banyak dari mereka mengajar atau melakukan penelitian di universitas-universitas Amerika. Mereka ini para ilmuwan seperti biokimiawan dari Universitas Lehigh Michael Behe, pakar mikrobiologi di Universitas Idaho Scott Minnich, dan filsuf asal Universitas Baylor William Dembski yang juga seorang matematikawan.
Daftar para penentang Darwin dari kalangan akademisi ini semakin bertambah. Selama setahun terakhir, lebih dari 150 ilmuwan – termasuk para staf dan peneliti di berbagai institusi seperti Yale, Princeton, MIT, dan the Smithsonian – memberikan pernyataan yang mengungkapkan keraguan mereka akan kebenaran pernyataan utama neo Darwinisme yang mengatakan bahwa “mutasi acak dan seleksi alam” mendorong kemunculan keanekaragaman kehidupan.”( 1)
Tampaknya, redupnya Darwinisme secara cepat di Amerika Serikat akan berlanjut terus di tahun-tahun mendatang. Mungkin hanya dalam kurun waktu beberapa puluh tahun lagi masyarakat akan bertanya-tanya bagaimana sebuah teori yang tidak berdasarkan fakta semacam ini dapat menjadi kaidah ilmiah di sepanjang abad ke-20. Dan mereka pun akan menyadari fakta yang selama ini disembunyikan oleh para pendukung Darwinisme: Bahwa kehidupan di bumi bukanlah muncul menjadi ada atau terjadi akibat kekuatan alamiah yang bekerja secara acak, namun hasil ciptaan sang Pencipta.
Langganan:
Postingan (Atom)